Catatan Terbaru :

ASHAABUL KAHFI

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا (٩)

9. atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka Termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

Raqim: sebagian ahli tafsir mengartikan nama anjing dan sebagian yang lain mengartikan batu bersurat.

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا (١٠)

10. (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."

فَضَرَبْنَا عَلَى آذَانِهِمْ فِي الْكَهْفِ سِنِينَ عَدَدًا (١١)

11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu,

Maksudnya: Allah menidurkan mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (Lihat ayat 25) sehingga mereka tak dapat dibangunkan oleh suara apapun.

ثُمَّ بَعَثْنَاهُمْ لِنَعْلَمَ أَيُّ الْحِزْبَيْنِ أَحْصَى لِمَا لَبِثُوا أَمَدًا (١٢)

12. kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).

Kedua golongan itu ialah pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُمْ بِالْحَقِّ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى (١٣)

13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.

وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ إِذْ قَامُوا فَقَالُوا رَبُّنَا رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا إِذًا شَطَطًا (١٤)

14. dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".

Maksudnya: berdiri di hadapan raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.

هَؤُلاءِ قَوْمُنَا اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ آلِهَةً لَوْلا يَأْتُونَ عَلَيْهِمْ بِسُلْطَانٍ بَيِّنٍ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (١٥)

15. kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?

وَإِذِ اعْتَزَلْتُمُوهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ فَأْوُوا إِلَى الْكَهْفِ يَنْشُرْ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيُهَيِّئْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مِرفَقًا (١٦)

16. dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu.

Perkataan ini terjadi antara mereka sendiri yang timbulnya karena ilham dari Allah.

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا (١٧)

17. dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (١٨)

18. dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.

وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا (١٩)

19. dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.

إِنَّهُمْ إِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ يَرْجُمُوكُمْ أَوْ يُعِيدُوكُمْ فِي مِلَّتِهِمْ وَلَنْ تُفْلِحُوا إِذًا أَبَدًا (٢٠)

20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya".

Mengenal Kekuasaan Allah

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata / berdo'a:

"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan yang menyeru kepada iman, yaitu : 

"Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. 

Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya dengan berfirman:

"Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, karena sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik"




Bagaimana Allah Mengurus Makhluk Nya

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Didalam salah satu surah didalam Al Quran Al karim Dikatakan bahwasanya : "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi ......" 

Dalam Ayat yang lain dijelaskan lagi : "Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya"

Tidaklah mudah bagi seseorang yang beriman untuk kemudian percaya akan adanya Tuhan yang berhak disembah, yang memiliki kekuasaan dilangit dan dibumi, Raja Segala Raja , Pemilik Kebesaran dan Kemulyaan dengan berbagai macam Nama yang baik yang didalam nama Nya terdapat berbagai macam kekuasaan dan tidak terbatas.

Allah Subhanahu Wata'ala 

Mengenal dan atau mengetahui Tuhan yang berhak disembah yakni Allah Subhanahu Wata'ala bisa dengan berbagai cara dan atau jalan tergantung dari mereka / manusia / hamba Nya dengan tentunya mendapatkan Izin dan Ridha dari Nya. 

Mungkin hal ini tidak menjadi masalah bagi mereka yang telah dan pernah atau sudah mengenal serta mengetahui akan segala kekuasaan Sang Pencipta, namun tidaklah demikian halnya dengan mereka yang belum atau tidak pernah sama sekali mengenal siapa Rabb yang pantas untuk disembah. 

Diperlukan adanya bukti yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan kemudian serta jauh dari campur tangan / godaan syeithan.

Nabi Musa Surah Al Qashahs Bag 2

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Pada Surat Al-Qashash (Al-Qasas) [28] : ayat 26-32, Firman Allah SWT :

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". 

Berkatalah dia (Syuaib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik". 

Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan". 

Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: "Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan". 

Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam. dan lemparkanlah tongkatmu. 

Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seolah-olah dia seekor ular yang gesit, larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Kemudian Musa diseru): "Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut. Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang aman. Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia keluar putih tidak bercacat bukan karena penyakit, dan dekapkanlah kedua tanganmu (ke dada)mu bila ketakutan, maka yang demikian itu adalah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan kamu hadapkan kepada Firaun dan pembesar-pembesarnya). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang fasik".

Nabi Musa Surat Al-Qashash

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Pada Surat Al-Qashash (Al-Qasas) [28] : ayat 19-25, Firman Allah SWT :

Maka tatkala Musa hendak memegang dengan keras orang yang menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: "Hai Musa, apakah kamu bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh seorang manusia ? 

Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian". Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu". 

Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu". Dan tatkala ia menghadap kejurusan negeri Mad-yan ia berdoa (lagi): "Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar". 

Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpa di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpa di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" 

Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya". 

Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". 

Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". 

Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syuaib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syuaib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".

Ringkasan Kisah Nabi Musa

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Nabi Musa dan Nabi Harun diutus Allah untuk memimpin kaum Israel ke jalan yang benar. Beliau merupakan anak Imran dan Yukabad binti Qahat, dan bersaudara dengan Nabi Harun, dilahirkan di Mesir pada pemerintahan Ramses Akbar sang Firaun.

Pada masa kelahiran Musa, Firaun membuat peraturan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir. Tindakan itu diambil karena dia sudah terpengaruh oleh paranormal kerajaan yang menafsirkan mimpinya. Firaun bermimpi Mesir terbakar dan penduduknya mati, kecuali kaum Israel, sedangkan paranormalnya mengatakan kekuasaan Fir'aun akan jatuh ke tangan seorang laki-laki dari bangsa Israel. Karena cemas, dia memerintahkan setiap rumah digeledah dan jika menemukan bayi laki-laki, maka bayi itu harus dibunuh.

Yukabad melahirkan seorang bayi laki-laki (Musa), dan kelahiran itu dirahasiakan. Karena risau dengan keselamatan Musa, akhirnya Musa dihanyutkan ke Sungai Nil ketika berusia 3 bulan. Kemudian Musa ditemukan oleh Asiyah istri Firaun, yang sedang mandi dan kemudian membawanya ke istana. Melihat istrinya membawa seorang bayi laki-laki, Firaun ingin membunuh Musa. Istrinyapun berkata: "Jangan membunuh anak ini karena aku menyayanginya. Lebih baik kita mengasuhnya seperti anak kita sendiri karena aku tidak mempunyai anak." Dengan kata-kata dari istrinya tersebut, Firaun tidak sampai hati untuk membunuh Musa.

Kemudian istri Firaun mencari pengasuh, tetapi tidak seorang pun yang dapat menyusui Musa dengan baik, dia menangis dan tidak mau disusui. Selepas itu, ibunya sendiri mengajukan diri untuk mengasuh dan membesarkannya di istana Firaun. Diceritakan dalam Al-Quran: "Maka Kami kembalikan Musa kepada ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya dia mengetahui janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya."

Pada suatu hari, Firaun memangku Musa yang masih kanak-kanak, tetapi tiba-tiba janggutnya ditarik Musa hingga dia kesakitan, lalu berkata: "Wahai istriku, mungkin anak inilah yang akan menjatuhkan kekuasaanku." Istrinya berkata: "Sabarlah, dia masih anak-anak, belum berakal dan belum mengetahui apa pun." Sejak berusia tiga bulan hingga dewasa Musa tinggal di istana itu sehingga orang memanggilnya Musa bin Firaun. Nama Musa sendiri diberi keluarga Firaun. "Mu" berarti air dan "sa" adalah tempat penemuannya di tepi sungai Nil.

Musa mendapat julukan Kalimullah yang artinya orang yang diajak bicara oleh Allah. Bahkan tidak jarang dia berdialog dengan Allah, dialog antara seorang hamba yang sangat dekat dengan Sang Kekasih Yang Maha Pengasih. Namun, melihat julukan yang diberikan oleh Allah pada diri Musa, tampaknya Musa memang satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan itu.

Pada satu peristiwa Musa meninjau sekitar kota dan kemudian beliau melihat dua laki-laki sedang berkelahi, yang seorang dari kalangan Bani Israel bernama Samiri dan seorang lagi bangsa Mesir, bernama Fatun. Melihat perkelahian itu, Musa mau melerai mereka, tetapi ditepis Fatun. Tanpa sengaja Musa lalu mengayunkan satu batu ke atas Fatun, dan Fatun tersungkur kemudian meninggal dunia.

Ketika laki-laki itu meninggal dunia karena tindakannya, Musa memohon ampun kepada Allah seperti dinyatakan dalam al-Quran: "Musa berdoa: Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiayai diriku sendiri karena itu ampunilah aku. Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Tetapi, tidak lama kemudian orang banyak mengetahui kematian Fatun disebabkan Musa dan berita itu disampaikan kepada pemimpin kanan Firaun. Akhirnya mereka akan menangkap Musa. Karena terdesak, Musa mengambil keputusan keluar dari Mesir. Beliau berjalan tanpa arah dan tujuan, akhirnya, beliau sampai di kota Madyan, yaitu kota Nabi Syu'aib di timur Semenanjung Sinai dan Teluk Aqabah di selatan Palestina.
Musa tinggal di rumah Nabi Syu’aib beberapa lama, kemudian menikah dengan anak gadisnya bernama Shafura. Selepas menjalani kehidupan suami istri di Madyan, Musa meminta izin Syu’aib untuk pulang ke Mesir. Dalam perjalanan itu, akhirnya Musa dan isterinya tiba di Bukit Sinai. Dari jauh, beliau melihat api, lalu terpikir ingin mendapatkannya untuk dijadikan obor penerang jalan. Musa meninggalkan istrinya sebentar untuk mendapatkan api itu. Sampai di tempat api menyala itu, beliau menemukan api menyala pada sebatang pohon, tetapi tidak membakar pohon tersebut. Ini membingungkannya dan ketika itu beliau mendengar suara wahyu daripada Tuhan: "....Wahai Musa sesungguhnya Aku Allah, yaitu Tuhan semesta alam."

Kemudian Allah berfirman lagi: "Dan lemparkan tongkatmu, kemudian tongkat itu menjadi ular, Musa mundur tanpa menoleh. Wahai Musa datanglah kepada-Ku, janganlah kamu takut, sungguh kamu termasuk orang yang aman." Tongkat menjadi ular dan tangan putih berseri-seri itu adalah dua mukjizat yang dikurniakan Allah kepada Musa. 

Firaun cukup marah mengetahui kepulangan Musa yang mau membawa ajaran lain, sehingga Firaun memanggil semua ahli sihir untuk mengalahkan dua mukjizat Musa. Ahli sihir Firaun masing-masing mengeluarkan keajaiban, ada antara mereka melempar tali lalu menjadi ular. Namun, semua ular yang dibawa ahli sihir itu ditelan ular besar yang berasal dari tongkat Musa.

Firman Allah: "Dan lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, pasti ia akan menelan apa yang mereka buat. Sesungguhnya apa yang mereka buat itu hanya tipu daya tukang sihir dan tidak akan menang tukang sihir itu dari mana saja ia datang."

Semua keajaiban ahli sihir itu dihancurkan Musa menggunakan dua mukjizat tersebut. Hal ini menyebabkan sebagian pengikut Firaun, termasuk istrinya mengikuti ajaran yang dibawa Musa. Hal ini membuat Firaun marah, sehingga menghukum mereka semua.

Nabi Musa bersama orang beriman terpaksa melarikan diri sehingga mereka sampai di Laut Merah. Namun, Firaun dan tentaranya yang sudah marah, mengejar mereka dari belakang, akhirnya Firaun dan pengukitnya (tentaranya) mati tenggelam di dasar Laut Merah.

Al-Quran menceritakan: "Dan ingatlah ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan."

Selepas keluar dari Mesir, Nabi Musa bersama sebagian pengikutnya dari kalangan Bani Israel menuju ke Bukit Sina untuk mendapatkan kitab Allah. Namun, sebelum itu Musa disyaratkan berpuasa. Sewaktu bermunajat, Musa berkata: "Ya Tuhanku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku supaya aku dapat melihatMu." Allah berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihatKu, tetapi coba lihat bukit itu. Jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya seperti sediakala, maka niscaya engkau dapat melihatku." Musa terus memandang ke arah bukit yang dimaksudkan itu dan dengan tiba-tiba bukit itu hancur. Musa terperanjat dan gementar seluruh tubuhnya lalu pingsan.

Ketika sadar, Musa terus bertasbih dan memuji Allah, sambil berkata: "Maha besarlah Engkau ya Tuhan, ampuni aku dan terimalah taubatku dan aku akan menjadi orang pertama beriman kepadaMu." Sewaktu bermunajat, Allah menurunkan kepadanya kitab Taurat. Menurut ahli tafsir, kitab itu berbentuk kepingan batu atau kayu, namun padanya terperinci segala panduan ke jalan yang diredhai Allah.

Sebelum Musa pergi ke bukit itu, beliau berjanji kepada kaumnya tidak akan meninggalkan mereka lebih dari 30 hari. Tetapi Nabi Musa tertunda 10 hari, karena terpaksa mencukupkan 40 hari puasa. Bani Israel kecewa karena Musa tidak segera kembali kepada mereka. Ketiadaan Musa membuat mereka seolah-olah dalam kegelapan dan ada antara mereka berpikir keterlaluan dengan menyangka beliau tidak akan kembali lagi. Dalam keadaan tidak menentu itu, seorang ahli sihir dari kalangan mereka bernama Samiri mengambil kesempatan menyebarkan perbuatan syirik. Dia juga mengatakan Musa tersesat dalam mencari tuhan dan tidak akan kembali. Ketika itu juga, Samiri membuat sapi betina dari emas. Dia memasukkan segumpal tanah, dan patung itu dijadikan Samiri bersuara. Kemudian Samiri berseru: "Wahai kawan-kawanku, rupanya Musa sudah tidak ada lagi dan tidak ada gunanya kita menyembah Tuhan Musa itu. Sekarang, mari kita sembah anak sapi yang terbuat dari emas ini. Ia dapat bersuara dan inilah tuhan kita yang patut disembah."
Selepas itu, Musa kembali dan melihat kaumnya menyembah patung anak sapi. Beliau marah dengan tindakan Samiri. Firman Allah: "Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: wahai kaumku, bukankah Tuhanmu menjanjikan kepada kamu suatu janji yang baik. Apakah sudah lama masa berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki supaya kemurkaan Tuhanmu menimpamu, karena itu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku."

Musa bertanya kepada Samiri, seperti diceritakan dalam al-Quran: "Berkata Musa; apakah yang mendorongmu berbuat demikian Samiri, Samiri menjawab: Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam tanah (bekas tapak Jibril) lalu aku masukkan dalam patung anak sapi itu. Demikianlah aku menuruti dorongan nafsuku."

Kemudian Musa berkata: "Pergilah kamu dan pengikutmu dariku, patung anak sapi itu akan aku bakar dan lemparkannya ke laut, sesungguhnya engkau akan mendapat siksa."

Sesuatu Dalam Diri Kita

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Gerak , ucapan , perbuatan , dan berbagai macam hal lainnya yang biasa kita lakukan mungkin bisa dibedakan menjadi tiga kelompok / kategori yakni gerak dengan sadar atau tanpa kita sadari dan diluar dari hal itu.

Dengan sadar artinya kita melakukan suatu tindakan dan atau perbuatan dengan mempergunakan alat indera yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala kepada makhluk Nya. seperti mata atau telinga dengan kemudian dirangsang oleh otak dan dipertimbangkan dengan hati, jadilah kemudian suatu tindakan / perbuatan baik berupa ucapan maupun gerak fisik.

Dengan Tanpa Kita Sadari artinya kita melakukan sesuatu dengan tanpa adanya sesuatu , tanpa direkayasa , oleh karena indera yang terangsang baik itu mata ataupun telinga, namun karena ada suatu sebab yang datang secara tiba - tiba dan sebagai hasilnya adalah adanya suatu gerak / tindakan refleks baik berupa ucapan maupun gerak fisik. 

Dan yang ketiga adalah sesuatu yang diluar daripada itu, dimana mata , telinga , dan anggota badan yang lain seolah tidak dipergunakan layaknya orang yang mati suri namun tetap masih bergerak. 

Perbuatan , gerak , ucapan dan atau tindakan dari kategori yang ketiga ini bisa dibagi lagi kemudian menjadi beberapa bagian : 
1. Karena Perbuatan Orang Lain 
2. Karena Pengaruh Orang Lain 
3. Karena Sesuatu yang lain diluar dari keduanya.

Karena Perbuatan Orang lain adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang oleh karena hasil dari perbuatan orang lain terhadap tubuh kita. (xxx)

Karena Pengaruh Orang Lain adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang oleh karena hasil dari pengaruh ucapan orang lain terhadap diri kita.

Karena sesuatu yang lain adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh sesuatu yang lain terhadap diri kita.

Kalau kurang jelas semoga ada catatan selanjutnya yang lebih memperjelas catatan ini, sementara masih cari referensi atau perbandingan dari artikel yang lain yang mungkin seseorang telah sudah mengalaminya.

Wallahu A'lam

Memakai Celak Mata

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Apa dan bagaimana hukumnya memakai celak mata ?

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjawab :

Menggunakan celak mata ada dua jenis :

Pertama, untuk menguatkan penglihatan dan menghilangkan kekaburan pandangan, serta membersihkan mata tanpa disertai keindahan penampilan. Ini tidak apa-apa. 

Bahkan ia patut untuk dikerjakan karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggunakan celak pada kedua mata beliau. Apalagi kalau menggunakan bahan dasar itsmid (batu untuk bahan celak) asli.

Kedua, kalau ia dimaksudkan sebagai hiasan dan untuk memperindah penampilan. Maka bagi para wanita, ini dianjurkan. Seorang wanita dianjurkan untuk berhias bagi suaminya. Sedangkan bagi laki-laki, maka ia merupakan masalah yang perlu diteliti lebih lanjut. 

Dan saya bertawaqquf dalam masalah ini. Kadangkala dibedakan antara pemuda yang kalau menggunakan celak, ia akan mengundang fitnah sehingga dilarang. Dan antara orang tua yang tidak dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah, sehingga ia tidak dilarang. (Dinukil dari Fatwa Al-Mar’ah Al-Muslimah)

Sumber: Majalah Akhwat Shalihah vol. 10/1432/2011, hal. 86.

Ingin Tahu Lebih Banyak

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Rasa Penasaran atau ingin tahu lebih tentang sesuatu adalah merupakan satu sisi dalam diri manusia yang pastinya dimiliki oleh seseorang, baik itu tentang sesuatu yang baru , lama ataupun sesuatu yang lama kemudian diperbarui / ada yang lebih menarik dari sesuatu yang lama tersebut.

Katakanlah ketika kita berbicara tentang hantu / ghost / pocong / kuntilanak / sundel bolong dan lain - lain bagi mereka yang tidak atau belum pernah melihat atau menyaksikan sendiri mungkin hal tersebut adalah merupakan cerita karangan / khayalan / imaginasi dan sebagainya , namun tidaklah demikian halnya bagi mereka yang telah atau sudah pernah melihat sesuatu yang demikian atau paling tidak mirip dengan sesuatu itu dalam bentuk yang lain. 

Pun demikian ketika kita berbicara tentang telepati , membaca pikiran , menanamkan suatu sugesti kepada orang lain, jarak dekat ataupun jarak jauh adalah sesuatu yang diluar nalar atau sesuatu yang tidak mungkin. karena mereka belum pernah mengalami , merasakan , dan atau melihat. 

Hal tersebut diatas dan berbagai hal misterius lainnya mungkin tidak menjadi persoalan bagi sebagian orang , pun hal tersebut bisa jadi adalah sebuah rekayasa yang dibenarkan bagi para pecinta khayalan , namun hal tersebut akan menjadi sesuatu yang membuat semakin dalam rasa penasaran bagi seseorang yang pernah mengalami atau merasakannya. 

Bagaimana bisa ....? dan bagaimana teorinya ? bagaimana caranya ? apa penyebabnya ? apa yang melatar belakanginya ? bagaimana kejadiannya ? dan berbagai macam pertanyaan yang mungkin muncul dibenak mereka yang pernah mengalaminya .

I want to know more ....................
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sholat Do'a dan Dzikir - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger