Catatan Terbaru :
Home » , , , » Diam Bisa Menyebabkan Kemiskinan

Diam Bisa Menyebabkan Kemiskinan

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

“Allah telah menganugerahkan kepadamu segala apa yang kamu minta (butuhkan dan inginkan). Jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia sangat aniaya lagi sangat kufur.” (QS Ibrahim : 13).

Sejak zaman baheula hingga milennium sekarang ini kemiskinan dan selalu saja kemiskinan yang menjadi isu dan pembicaraan pokok di tengah tengah kehidupan bangsa dan negara, penyakit ini tidak hanya menjangkit negara yang sedang berkembang namun negara - negara majupun pada dasarnya mengalami permasalahan yang serupa termasuk negara adidaya seperti Amerika dan atau china yang juga tidak luput dari penyakit kronis kemiskinan.

Kemiskinan pada dasarnya bukan takdir Allaah Subhanahu Wata'ala yang tidak bisa dirubah, karena miskin bukanlah pilihan yang harus dijalani oleh seseorang melainkan pilihan sesuatu yang mubah dengan arti boleh dipilih boleh juga tidak, tergantung kepada manusia nya mau bersyukur atau tidak...?

Setiap negara didunia memiliki permasalahan yang sama hingga sekarang ini dimana problem kemiskinan tak juga lepas dari warga negaranya, Khususnya di Indonesia teramat sangat aneh sebagai salah satu negara dengan jumlah Umat Muslim terbesar didunia namun tidak mencerminkan kehidupan yang Islami penuh keselamatan , ketenangan , ketentraman dan keamanan. Hendaknyalah ada satu diantara kita yang berpikir untuk ikut andil menyelesaikan permasalahan kemiskinan tentunya dengan dilandasi nilai-nilai luhur keislaman.

Ayat yang dikutip di atas mengindikasikan semiskin dan sefaqir apa pun seseorang, ia masih diberikan nikmat tak terhingga oleh Allah. Kendati mendapatkan kesulitan dalam memperoleh keamanan finansial, kita masih diberi nikmat-nikmat dalam bentuk lain. Kenikmatan tersebut dapat berupa kesehatan, umur panjang, dan memperoleh tempat teduh meskipun seadanya.

Istilah ‘miskin’ diambil dari bahasa Arab berasal dari sakana yang berarti diam, tidak bergerak, atau tenang. Faidhullah Al-Hisn menulis, kata ‘miskin’ dalam bentuk mufrad disebutkan Alquran sekitar 12 kali, kemudian dalam bentuk jamak (masaakin) disebut juga sekitar 12 kali. Dari sekian ayat itu, seluruhnya menempatkan posisi si miskin sebagai orang yang perlu dibantu.

Dalam bahasa lain, si miskin dan si faqir memiliki ketidakberdayaan akibat berbagai hal. Dua di antaranya ialah akibat penindasan struktural dan kemalasan mental berusaha (kultural). Misalnya, secara struktural kemiskinan diakibatkan rakyat tidak diperhatikan dengan adanya kebijakan prorakyat, yang berdampak pada aspek kultural sehingga mereka putus asa karena kesulitan mencari penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sebetulnya, kemiskinan bukan takdir dari Allah yang tak dapat diubah. Apabila setiap individu memiliki semangat dalam mencari penghasilan maka kemiskinan dapat diberantas dari muka bumi.....?

Kolektivitas dan kepedulian sejatinya haruslah dimanifestasikan dalam keseharian saat negeri ini dipenuhi kemiskinan tanpa mengabaikan kerja keras orang miskin, tugas individu yang bernasib baik (baca: kaya dan mampu) ialah memberikan sebagian hartanya. Pelaksanaan zakat, infak, dan sedekah menuntut pengelolaan profesional agar kemiskinan dapat diminimalisasi.

Miskin Itu Diam : 1. Diam Tidak Berusaha 2. Diam Tidak Berdo'a dan Berzdikir 3. Diam Tidak Bekerja 4. Diam Tidak Mau Bicara 5. Diam Tidak Mau Membaca 6. Diam Tidak Mengatakan / Mengutarakan Permasalahannya 7. Diam dan Diam yang lainnya

Ingin Kaya ....? Jangan Banyak Diam....!

Wallahu A’lam.
Share this article :

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Sholat Do'a dan Dzikir - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger