بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Keyakinan akan tokoh yang satu ini memang banyak menuai kontroversi ada yang meyakini kebenarannya pun ada yang menolak kehadirannya , pun tidak sedikit mereka yang telah muncul dan mengaku sebagai beliau.
Keyakinan terhadap imam Mahdi as merupakan sebuah keyakinan yang kokoh
dan mengakar di tengah-tengah kaum muslimin semenjak masa Rasulullah saw
dan para imam maksum as.
Banyak sekali, ayat-ayat yang berkaitan dan ditakwil berkenaan dengan pembahasan Mahdawiyah, sebagaiamana tidak sedikit kabar-kabar gembira dari rasul saw, sabda imam Ali as dan para imam yang lain.
Dan kita mengetahui bahwa ayat-ayat dan riwayat-riwayat tersebut telah berbicara secara panjang lebar akan munculnya imam Mahdi as, dan secara blak-blakan menandaskan ketinggian posisi beliau, di mana tidak ada sosok lagi dalam agama Islam yang dari segi kemampuan dan kekuasaan terhadap seluruh penjuru dunia melebihi beliau dan hal-hal lain yang telah kita pahami dari kabar-berita rasul dan para imam dan al-Quran tentang beliau as.
Oleh karena itu masalah Mahdawiyah merupakan fakta dan hakikat di tengah-tengah kaum muslimin, sebuah fenomena ma’ruf dan populer di mata mereka, oleh karenanya saking banyaknya hadis yang dinukil berkenaan dengan hal tersebut, tidak ada seorangpun yang mau mengambil tindakan bodoh dan memberanikan diri untuk mengingkari permasalah Mahdawiyah di masa sekarang.
Beranjak dari hakikat dan kenyatan ini, telah muncul –disepanjang sejarah dan masa- beberapa oknum dan person-person yang dianggap sebagai Mahdi atau mereka yang membohongi diri dan orang lain dengan mengklaim diri sebagai Mahdi as, sejarawan telah menghitung jumlah mereka, sebuah jumlah yang tidak sedikit sekitar 50 orang yang terbelit masalah dan kasus ini. Dan perlu ditambahkan di sini sebagian dari mereka tidak memiliki garis keturunan yang jelas, dan juga tidak diketahui identitas dan sekte atau aliran yang dianut, sebagaian dari mereka memiliki kemahiran yang ganjil dan seperti orang kebanyakan, bertingkah layaknya orang yang kerasukan arwah atau jin, sebagian dari mereka pada awal-awal pengklaiman mereka telah dibasmi oleh sejarah beserta para penganutnya, dan diberangus dari lembaran sejarah dan tidak tersisa lagi. Sebagian lagi mati dan hanya tinggal nama dan kenangan belaka.
Di sini kita akan menyebutkan sebagaian dari mereka yang paling populer dalam sejarah akan klaiman mereka beserta penjelasan sekelumit akan kondisi mereka. Sebelumnya kita dapat membagi mereka itu ke dalam tiga katagori:
1. mereka yang dianggap sebagai Mahdi oleh orang lain.
2. mereka yang mengklaim diri sebagai Mahdi dengan motifasi cinta kedudukan dan posisi.
3. mereka yang mengkalim diri sebagai Mahdi akibat tekanan dan hasutan dari kalangan imperealis.
Bagian pertama : telah muncul dalam sejarah, mereka yang dianggap
sebagai Mahdi as, hal itu akibat klaiman para sahabat dan orang-orang
sekitar. Tersebarlah pemikiran semacam ini di tengah-tengah masyarakat.
Kita tidak tahu persis kenapa mereka juga berdiam dan tidak mengambil
keputusan saat dirinya dianggap sebagai Mahdi?!
Para sahabat dan orang yang berada di sekitar mereka berusaha untuk menerapkan dan mencari-cari kesamaan tanda dan ciri yang tertera dalam hadis-hadis, kepada mereka yang dianggapnya sebagai Mahdi akhir zaman.
Berikut ini contoh dari sebagian mereka telah diriwayatkan dari Rasul saw bahwa "nama Mahdi sama dengan namaku", maka para sahabat Muhktar bin Abi Ubaidah al-Tsaqafi, mereka menisbatkannya kepada Muhammad ibn Imam Ali as, yang lebih dikenal dengan Ibn Hanafiyah, dan menerapkan hadis tersebut kepadanya. Orang semacam ini lupa dan keliru bahwa tidak bisa kita menghukumi sesuatu dengan hanya melihat satu sisi saja dan tidak meliahat ssi atau aspek yang lain. Dalam hal ini cukuplah kita menukil ungkapan penyair yang mengatakan:
Katakan kepada dia yang mengklaim tahu akan filsafat kamu hafal sesuatu namun yang tidak engkau hafal sangatlah banyak sebagaimana terdapat dalam hadis-hadis yang dinukil dari Rasulullah saw yang bersabda bahwa:"sesungguhnya Mahdi dari anak cucu Husain, dia akan muncul dengan menghunus pedang dan dia adalah putra sabiyah- artinya Musabiyah(putra seorang tawanan)".
Ketika Zaid bin Ali bin Husain as bangkit para pengikut mengklaim bahwa dia adalah sang Mahdi karena dia cucu al-Husain dan dia bangkit dengan pedang dan putra seorang tawanan.
Para pengikut Zaid bin Ali lupa atau tidak mengetahui bahwa rasul bukan hanya mengatakan bahwa Mahdi adalah cucu Husain, dia bangkit dengan pedang dan putra seorang tawanan saja, tapi Rasulullah saw juga bersabda:"para imam setelahku adalah 12 orang, sembilan darinya adalah anak cucu Husain dan yang kesembilan dari mereka adalah Qaim as", sudah tidak perlu dijelaskan lagi bahwa Zaid bukanlah imam kesembilan yang berasal dari keturunan imam Husain as.
Akan tetapi para pengikut Zaid tetap mengklaim hal tersebut untuk mengharap perhatian dan tujuan-tujuan pribadi mereka. Dan saat Zaid terbunuh dan disalib bertahun-tahun lamanya, Hakam bin 'Iyasy –seorang penyair dinasti umawiyah- menggubah sebuah syi'ir:
Kami telah salib Zaid di atas batang pohon kurma
dan kami tidak melihat sosok Mahdi yan tesalib di sana
Oleh karena itu, hendaknya dipahami apa yang dicelotehkan oleh pencaci ini bagaimana dia mengejek Zaid putra Ali putra al-Husain dan bagaimana dia mengolok-olok masalah Mahdiisme.
Dan akhirnya… terbentuklah sekte Zaidiyah dari sejak zaman tersebut sampai sekarang, yang banyak didapati di negeri Yaman. Dan patut disayangkan mereka terpisah dari mazhab syi'ah dan dari para imam suci, mereka telah mengikuti sebagaian aliran lain dalam fiqih, ushul dan furu'nya.
Kelompok ini tidak memiliki posisi yang terpandang dan baik di hadapan para imam ahlul bait as. Dan sepatutnya kelompok Zaidiyah ini kembali kepada induknya, dan berpegang teguh kepada para imam maksum yang telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk ditaati, seta kembali kepada mazhab Syi'ah yang sejati yang pernah mereka anut sebelumnya. setelah beberapa tahun revolusi dan kebangkitan Zaid bin Ali berlalu, kini tiba giliran Muhammad bin Abdillah –yang terkenal dengan Mahdh- putra al-Hasan al-Mutsanna putra imam Hasan al-Mujtaba as, para pengikutnya mulai menggunakan kesempatan dan moment emas, mereka mulai menisbahkan Mahdawiyah kepadanya, dan mencocok-cocokan hadis palsu yang konon diriwayatkan dari Rasulullah saw sendiri, yang mengatakan : "bahwa nama ayahnya sama dengan nama ayahku-maksudnya Abdullah.
Dan telah kita jelaskan sebelumnya, bahwa hadis ini-nama ayahnya sama dengan nama ayahku-bertentangan dengan ratusan riwayat yang lain yang menjelaskan ayahanda imam Mahdi as. Dan telah disebutkan bahwa ayah beliau adalah imam Hasan Askari as, hanya saja para oportunis ini dengan segala cara mau menerapkan hadis palsu tersebut kepada Muhammad bin Abdullah al-Mahdh, dan menggelarinya dengan Nafsu Zakiyah, dan dibaiat sebagian orang. Dan yang lebih menggelikan lagi sang ayahnyapun ikut-ikutan untuk membai'atnya.
Perlu ditambahkan di sini, salah satu dari orang yang berbai'at kepadanya adalah Mansur ad-dawaniqi al-Abbasi, setelah pemerintahan Abbasiyah terbentuk lenyaplah kemahdawiyahan Muhammad al-Mahdh, dan Mansur juga menarik bai'atnya!.
+ comments + 1 comment
apa ada yang mau ke blog http://naontapisi.blogspot.com/
" AYAT - AYAT KAUNIAH : LAFADZ ALLAH, LAFADZ MUHAMMAD, LAFADZ AL-MAHDI "
Post a Comment