بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Pergantian suatu generasi kepada generasi yang lain merupakan sunnatullah yang pasti akan terjadi pada suatu kaum atau bangsa. Apakah pergantian itu menjadi lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada generasi yang sebelumnya tergantung kepada kesungguhan setiap orang dalam mempersiapkan pengkaderan generasi yang akan datang.
Jika dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh insya Allah akan menghasilkan suatu generasi yang lebih baik. Begitu pula sebaliknya jika asal-asalan akan menghasilkan suatu generasi yang lebih buruk dari generasi pendahulunya.
Jika kita mau perduli dan memperhatikan kondisi kebanyakan dari masyarakat kita pada akhir-akhir ini, jelas dan tidak bisa dipungkiri akan adanya gejala demoralisasi di masyarakat. Kejahatan dan kekerasan hampir menjadi konsumsi kita setiap hari baik di media cetak dan televisi, maupun menghiasi setiap blog dan website. Perzinahan, aborsi dan juga kasus akan kecanduan minuman keras dan narkotika menduduki peringkat tertinggi yang terjadi pada generasi muda.
Selain itu derasnya arus informasi yang masuk hampir tanpa batas, seperti mode / gaya hidup orang barat, begitu mudahnya diadopsi tanpa saringan sedikitpun dan bahkan dijadikan sebagai suatu kebiasaan dan kebanggaan.
Fenomena ini hendaknyalah dijadikan sebagai suatu bahan renungan bagi kita. Apakah selama ini kita telah dan bisa menjaga diri, keluarga dan masyarakat di sekitar kita agar tidak terkena dampak demoralisasi. Ataukah selama ini kita lupa dan melalaikannya serta terjerumus kedalamnya. Padahal Allah Subhanahu Wat'ala dengan sangat jelas telah memberikan perintah kepada kita didalam firmanNya,
Kita harus mewaspadai gejala ini, sebab jika tidak, akan menimbulkan preseden buruk bagi generasi yang akan datang. Kita bisa membayangkan seperti apa jadinya generasi yang akan datang jika generasi sekarang seperti ini. Dan inilah yang Allah gambarkan sebagai generasi yang buruk, suatu generasi yang akan membawa pada kehancuran dan kesesatan.
Jika dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh insya Allah akan menghasilkan suatu generasi yang lebih baik. Begitu pula sebaliknya jika asal-asalan akan menghasilkan suatu generasi yang lebih buruk dari generasi pendahulunya.
Jika kita mau perduli dan memperhatikan kondisi kebanyakan dari masyarakat kita pada akhir-akhir ini, jelas dan tidak bisa dipungkiri akan adanya gejala demoralisasi di masyarakat. Kejahatan dan kekerasan hampir menjadi konsumsi kita setiap hari baik di media cetak dan televisi, maupun menghiasi setiap blog dan website. Perzinahan, aborsi dan juga kasus akan kecanduan minuman keras dan narkotika menduduki peringkat tertinggi yang terjadi pada generasi muda.
Selain itu derasnya arus informasi yang masuk hampir tanpa batas, seperti mode / gaya hidup orang barat, begitu mudahnya diadopsi tanpa saringan sedikitpun dan bahkan dijadikan sebagai suatu kebiasaan dan kebanggaan.
Fenomena ini hendaknyalah dijadikan sebagai suatu bahan renungan bagi kita. Apakah selama ini kita telah dan bisa menjaga diri, keluarga dan masyarakat di sekitar kita agar tidak terkena dampak demoralisasi. Ataukah selama ini kita lupa dan melalaikannya serta terjerumus kedalamnya. Padahal Allah Subhanahu Wat'ala dengan sangat jelas telah memberikan perintah kepada kita didalam firmanNya,
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka”
(At-Tahrim: 6).
Generasi Rabbani adalah generasi yang baik, penuh dengan keridhaan dan kasih sayang Allah serta hidupnya selalu dihiasi dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam surat Al-Furqaan, Allah menyebutkan mereka sebagai ‘ibaddurrahmaan’, yakni hamba yang disayangi dan dikasihi Allah. Generasi Rabbani sebagai seorang muslim adalah tumpuan dan harapan yang akan membawa kemajuan Islam dan tegaknya kalimatullah di bumi ini.
Sebuah kesimpulan bahwa karakteristik dari generasi rabbani yang pertama adalah ‘yuhibbu-hum wa yuhibbuunahu’, mereka mencintai Allah, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, tidak mau terlibat dalam kebobrokan-kebobrokan mental generasinya, mempunyai hati yang bersih, dan Allah pun mencintai mereka. Karakter kedua yaitu adzillatin ‘alal mu’minin a’izzatin ‘alal kafirin, rendah hati terhadap orang mu’min dan keras terhadap orang kafir.
Dan karakter yang ketiga adalah mereka bergerak dan berjuang di jalan Allah dan mereka tidak khawatir atau takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Karena mereka menyadari bahwa itu merupakan suatu resiko dalam perjuangan. Inilah generasi rabbani yang merupakan sosok muslim yang ideal. Mudah-mudahan kita bisa membimbing dan mendidik keturunan dan keluarga kita agar menjadi generasi-generasi rabbani yang akan meneruskan perjuangan dan tegaknya diinul Islam. Sebab jika tidak maka tunggulah kehancurannya.
Dan karakter yang ketiga adalah mereka bergerak dan berjuang di jalan Allah dan mereka tidak khawatir atau takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Karena mereka menyadari bahwa itu merupakan suatu resiko dalam perjuangan. Inilah generasi rabbani yang merupakan sosok muslim yang ideal. Mudah-mudahan kita bisa membimbing dan mendidik keturunan dan keluarga kita agar menjadi generasi-generasi rabbani yang akan meneruskan perjuangan dan tegaknya diinul Islam. Sebab jika tidak maka tunggulah kehancurannya.
Wallahu A'lam
Post a Comment